Monday, September 7, 2009

MENJADI MURABBI SUKSES

Assalamu'alaikum WBTSahabat2 pimpinan yang dirahmati Allah sekalian,Di sini ana kongsikan sedikit info yang ana petik dari sebuah buku Indonesia, 'Menjadi Murabbi Sukses'. Semoga pembacaan ini ada manfaatnya, insyaallah. Selamat menjalani Ibadah di bulan Ramadhan."Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semstaalam" (QS. 21 : 107).Misi keberadaan kita di dunia ini tiada lain kecuali menjadi rahmat bagi semestaalam. Rahmat dalam pengertian menebarkan kasih sayang dan memberikan manfaat yangsebesar-besarnya bagi masyarakat. Misi tersebut tak bisa tidak mengharuskan kita hidupdalam jalan dakwah. Mengapa? Sebab hanya dakwah yang membuat seorang muslimkonsisten mengajak orang lain ke arah kebaikan dan kasih sayang. Sedang jalan selaindakwah adalah jalan yang penuh ketidakpastian dan keraguan untuk merealisasikan misikeberadaan manusia muslim tersebut. Jalan yang seringkali menggelincirkan seseorangkepada sikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri.Itulah sebabnya Allah mewajibkan setiap muslim berdakwah, agar mantapmerealisasikan misi keberadaannya di muka bumi. Kewajiban tersebut bahkan sudah kitasandang sejak akil baligh. "Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia)mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar danbersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itutermasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)" (QS. 31 : 18).Dakwah adalah jalan orang-orang yang mulia sepanjang masa. Saking mulianya jalantersebut, Allah SWT sampai menyebutnya sebagai jalan "yang terbaik". "Siapakah yanglebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amalshaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"(QS. 41 : 33). Karena itu, amat ironis jika ada seorang muslim yang secara sadarmeninggalkan jalan dakwah.Untuk berdakwah, kita perlu memahami tahapan dakwah. Secara umum, ada duatahapan dakwah, yakni dakwah umum (`ammah) dan dakwah khusus (khossoh). Dakwah`ammah adalah dakwah yang ditujukan kepada masyarakat umum tanpa adanyahubungan yang intensif antara da'i (orang yang berdakwah) dengan mad'u (orang yangdidakwahi). Sebagian besar fenomena dakwah yang ada di masjid-masjid dan mediamassa adalah dakwah `ammah. Follow up (kelanjutan) dari dakwah `ammah adalahdakwah khossoh. Yakni dakwah kepada orang-orang terbatas yang ingin bersungguhsungguhmengamalkan Islam. Hubungan antara da'i dan mad'u berlangsung intensif padadakwah khossoh. Umumnya, mad'u pada dakwah tahapan khusus ini dikumpulkan dalamkelompok-kelompok kecil berjumlah 3-12 orang yang disebut dengan halaqah(lingkaran). Di beberapa kalangan halaqah juga disebut dengan pengajian kelompok,mentoring, ta'lim, usroh, liqo', dan lain-lain. Di dalam halaqah inilah murobbi (pembina)berada.Pengertian murobbiMurobbi adalah seorang da'i yang membina mad'u dalam halaqah. Ia bertindak sebagaiqiyadah (pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan shohabah (sahabat) bagimad'unya. Peran yang multifungi itu menyebabkan seorang murobbi perlu memilikiberbagai keterampilan, antara lain keterampilan memimpin, mengajar, membimbing, danbergaul. Biasanya, keterampilan tersebut akan berkembang sesuai dengan bertambahnyapengetahuan dan pengalaman seseorang sebagai murobbi.Peran murobbi berbeda dengan peran ustadz, muballigh atau penceramah padatataran dakwah `ammah. Jika peran muballigh titik tekannya pada penyampaian materimateriIslam secara menarik dan menyentuh hati, maka murobbi memiliki peran yanglebih kompleks daripada muballigh. Murobbi perlu melakukan hubungan yang intensifdengan mad'unya. Ia perlu mengenal "luar dalam" mad'unya melalui hubungan yangdekat dan akrab. Ia juga memiliki tanggung jawab untuk membantu permasalahanmad'unya sekaligus bertindak sebagai pembina mental, spritual, dan (bahkan) jasmanimad'unya. Peran ini relatif tidak ada pada diri seorang muballigh. Karena itulah,mencetak murobbi sukses lebih sulit daripada mencetak muballigh sukses.Dalam skala makro, keberadaan murobbi sangat penting bagi keberlangsunganperjuangan Islam. Dari tangan murobbilah lahir kader-kader dakwah yang tangguh danhandal memperjuangkan Islam. Jika dari tangan muballigh lahir orang-orang yang"melek' terhadap pentingnya Islam dalam kehidupan, maka murobbi melajutkan kondisi"melek" tersebut menjadi kondisi terlibat dan terikat dalam perjuangan Islam. Urgensimurobbi dalam perjuangan Islam bukan hanya retorika belaka, tapi sudah dibuktikandalam sejarah panjang umat Islam. Dimulai oleh Nabi Muhammad saw sendiri ketikabeliau menjadi murobbi bagi para sahabatnya. Kemudian dilanjutkan dengan para ulamasalaf (terdahulu) dan khalaf (terbelakang) , sampai akhirnya dipraktekkan oleh berbagaiharakah (gerakan) Islam di seluruh belahan dunia hingga saat ini. Tongkat esatafetaperjuangan Islam tersebut dilakukan oleh para murobbi yang sukses membina kaderkaderdakwah yang tangguh.Pada intinya, umat Islam tak mungkin mencapai cita-citanya jika dari tubuh umatIslam itu sendiri belum lahir sebanyak-banyaknya murobbi handal yang ikhlas mengajakumat untuk memperjuangkan Islam.Keutamaan murobbiMengingat begitu pentingnya peran murobbi dalam keberlangsungan eksistensi umat dandakwah, sudah seharusnya kita memiliki keseriusan untuk mencetak murobbi-murobbisukses. Namun ternyata mencetak murobbi sukses bukanlah hal yang mudah. Adaberbagai kendala yang menghadang. Kendala tersebut dapat dikelompokkan dalam tigabagian.1. Kendala kemauanYakni kendala berupa belum munculnya kesadaran dan motivasi yang tinggi darisebagian kita untuk menjadi murobbi. Mungkin disebabkan belum tahu pentingnyamurobbi, belum percaya diri untuk menjadi murobbi, atau karena tidak menganggapprestisius peran murobbi dalam masyarakat.2. Kendala kemampuanYakni kendala berupa minimnya pengetahuan dan pengalaman menjadi murobbi.Memang, menjadi murobbi membutuhkan berbagai kemampuan yang perlu terusditingkatkan. Beberapa kemampuan yang perlu dimiliki, misalnya pengetahuanagama, dakwah, pendidikan, organisasi, manajemen, psikologi, dan lain-lain.Kemampuan ini masih terbatas dimiliki oleh kebanyakan umat.3. Kendala kesempatanYakni kendala ketiadaan waktu dan kesempatan untuk menjadi murobbi. Kehidupandunia yang penuh godaan materi ini membuat orang terlena untuk mengejarnya,sehingga tak punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang strategis. Termasuk didalamnya tak punya waktu untuk serius menjadi murobbi. Padahal keberlangsunganeksistensi umat sangat tergantung pada keberadaan murobbi-murobbi handal.Mestinya, berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan kekuatan iman dan taqwakepada Allah swt. Tanpa kekuatan iman dan taqwa, obsesi menjadi murobbi suksesmenjadi musykil dilakukan.Selain dengan iman dan taqwa, untuk mengatasi berbagai kendala itu kita juga perlumenyadari beberapa keutamaan menjadi murobbi, diantaranya :1. Melaksanakan kewajiban syar'i.Menuntut ilmu wajib hukumnya dalam Islam. Apalagi jika yang dituntut itu ilmuIslam. Cara yang paling efektif menuntut ilmu Islam adalah dengan halaqah,seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Menurut kaidah fiqih, jikapelaksanaan kewajiban membutuhkan sarana, maka sarana itu menjadi wajibuntuk diadakan. Logikanya, jika menuntut ilmu Islam itu wajib dan cara yangpaling efektif menuntut ilmu Islam adalah halaqah, maka halaqah menjadi wajibuntuk diadakan.Halaqah tidak akan berjalan efektif tanpa adanya dua pihak, pembina(murobbi) dan peserta (mad'u). Karena itu, menjadi murobbi dan mad'u menjadiwajib juga. Allah berfirman : "..Hendaklah kamu menjadi orang-orang robbani,karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetapmempelajarinya" (QS. 3 :79). Pada ayat tersebut, Allah menyuruh setiap muslimmenjadi murobbi (mengajarkan Al Kitab) dan menjadi mad'u (mempelajari AlKitab). Tidak boleh hanya mau menjadi mad'u saja, tapi tidak mau menjadimurobbi. Jadi kesimpulannya, setiap muslim wajib mengupayakan dirinya untukmenjadi murobbi.2. Menjalankan sunnah rasul.Rasulullah saw telah membina sahabat-sahabatnya dalam majelis zikir atauhalaqah. Rasulullah membina halaqah selama hidupnya, baik ketika di Mekah(contohnya di Darul Arqom) maupun di Madinah (contohnya majelis ta'lim diMasjid Nabawi). Jadi, menjadi murobbi berarti melaksanakan sunnah rasul(kebiasaan Rasulullah saw). "Sebagaimana (Kami telah menyempurnakannikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamuyang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu danmengajarkan kepadamu Al Kitab dan hikmah (Sunnah Rasul), serta mengajarkankepada kamu apa yang belum kamu ketahui" (QS. 2 : 151).3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda.Barangsiapa yang mengajarkan Islam kepada orang lain maka ia akanmendapatkan pahala. Semakin efektif sarana pengajarannya, semakin berlipatganda pahala yang akan didapatkan. Halaqah adalah sarana yang paling efektifuntuk mengajar Islam. Karena itu, menjadi murobbi akan mendapatkan pahalayang berlipat ganda.4. Mencetak pribadi-pribadi unggulNabi Muhammad saw adalah murobbi yang telah berhasil mencetak generasiterbaik sepanjang masa. Oleh sebab itu, menjadi murobbi berarti turut membinapribadi-pribadi unggul harapan umat dan bangsa. Sangat aneh jika seorangmuslim tidak mau menjadi murobbi padahal ia sebenarnya sedang melakukantugas yang besar dan penting bagi masa depan umat dan bangsa.5. Belajar berbagai keterampilanDengan membina, seorang murobbi akan belajar tentang berbagai hal. Misalnya,ia akan belajar tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri,komunikasi, bergaul, mengemukakan pendapat, mempengaruhi orang lain,merencanakan sesuatu, menilai orang lain, mengatur waktu, mengkreasikansesuatu, mendengar pendapat orang lain, mempercayai orang lain, dan lainsebagainya. Pembelajaran tersebut belum tentu didapatkan di sekolah formal.Padahal manfaatnya begitu besar, bukan hanya akan meningkatkan kualitaspembinaan selanjutnya, tapi juga bermanfaat untuk kesuksesan hidup seseorang.6. Meningkatkan iman dan taqwa.Dengan menjadi murobbi, seseorang akan dapat meningkatkan iman dantaqwanya kepada Allah SWT. Secara psikologis, orang yang mengajarkan oranglain akan merasa seperti menasehati dirinya sendiri. Ia akan berupayameningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah seperti yang ia ajarkan kepadaorang lain. Dampaknya, hidupnya akan menjadi tenang karena dekat denganAllah dan terhindar dari kemaksiatan.7. Merasakan manisnya ukhuwahUntuk mencapai sasaran-sasaran halaqah, murobbi dituntut mampu bekerjasamadengan peserta halaqah. Kerjasama tersebut akan berbuah pada manisnyaukhuwah Islamiyah di antara murobbi dan mad'u. Betapa banyak orang Islamyang tidak dapat merasakan manisnya ukhuwah. Namun dengan menjadimurobbi, seorang muslim akan berpeluang untuk merasakan manisnya ukhuwah.Dengan mengetahui berbagai keutamaan murobbi tersebut, tak alasan lagibagi kita untuk mengelak menjadi murobbi. Kita harus berupaya sekuat tenaga untukmenjadikan diri kita sebagai murobbi yang sukses membina mad'u. Inilah pekerjaanbesar yang masih banyak "lowongannya" . Inilah tugas besar yang menanti kita untukmeresponnya.Syarat MurobbiLalu siapa saja yang boleh menjadi murobbi? Sebenarnya setiap orang Islam bolehdan berhak menjadi murobbi. Tidak ada alasan untuk melarang seseorang menjadimurobbi. Sebab menjadi murobbi adalah bagian dari pekerjaan dakwah. Dan dakwahmerupakan kewajiban setiap muslim. Jadi setiap muslim boleh saja menjadi murobbisebagai salah satu pelaksanaan kewajiban dakwahnya.Namun agar murobbi tidak mengalami kesulitan dalam membina mad'unya, iaperlu memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:1. Memiliki pengetahuan tentang Islam sebagai minhajul hayah (metode hidup),khususnya menguasai kurikulum halaqah (yang biasanya dibuat oleh jama'ah).2. Mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf Arab, meskipun tingkatdasar.3. Tidak terbata-bata dalam membaca Al Qur'an.4. Mempunyai kemampuan mengorganisir.5. Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah.6. Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya kepada oranglain.7. Berusaha menghiasi dirinya dengan akhlaq Islami, khususnya akhlaq sebagaiseorang murobbi.Tugas dan hak murobbiSebagai pemimpin dalam halaqah, murobbi perlu memahami tugas-tugasnya. Tugasmurobbi adalah :1. Memimpin pertemuan.2. Mengambil keputusan dalam syuro' halaqah.3. Menasehati dan mengupayakan pemecahan masalah mad'u.4. Mempertimbangkan berbagai usulan dan kritik mad'u.5. Mengawasi dan mengkoordinir penghimpunan dan penyaluran infaq.6. Menghidupkan suasana ruhiyah, fikriyah dan da'wiyah dalam halaqah.7. Membangun kinerja halaqah yang solid, sehat, dinamis, produktif dan penuhukhuwah.8. Memahami dan menguasai kondisi mad'u serta meningkatkan potensi mereka.9. Meneruskan dan mensosialisasi informasi dan kebijakan jama'ah.10. Mengupayakan terealisirnya berbagai program halaqah dan jama'ah dalamlingkup halaqah.Untuk melaksanakan tugas tersebut, murobbi mempunyai hak untuk :1. Didengar dan ditaati.2. Dimintai pendapat.3. Dihargai dan dihormati.4. Mengajukan permintaan bantuan untuk melaksanakan tugas.5. Memutuskan kebijakan.6. Membentuk kepengurusan halaqah.Tujuan dan sasaran halaqahSemua tugas dan hak murobbi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan halaqah,yakni membentuk pribadi Islami dan da'iyah (Syakhsiyah Islamiyah wad da'iyah).Tujuan tersebut dijabarkan dalam empat sasaran halaqah, yaitu :1. Tercapainya 10 muwashofat (sifat-sifat) tarbiyaha. Aqidah yang bersih (salimul aqidah)b. Ibadah yang benar (shohihul ibadah)c. Akhlaq yang kokoh (matinul khuluq)d. Penghasilan yang baik dan cukup (qodirul `alal kasbi)e. Pikiran yang berwawasan (mutsafaqul fikr)f. Tubuh yang kuat (qowiyul jism)g. Mampu memerangi hawa nafsu (mujahidu linafsihi)h. Mampu mengatur segala urusan (munazhom fi syu'unihi)i. Mampu memelihara waktu (haritsun `ala waqtihi)j. Bermanfaat bagi orang lain (nafi'un lighoirihi)2. Tercapainya ukhuwah Islamiyah3. Tercapainya produktifitas dakwah (berupa tumbuhnya da'i dan murobbi baru)4. Tercapainya pengembangan potensi mad'uWaLlahua'lamPetikan daripada buku 'Menjadi Murabbi Sukses', Satria Hadi Lubis

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...